Monday, June 4, 2012

Tangan Cekatan Dari Tenjolaya

TANGANNYA begitu cekatan melipat irisan bambu. Terkadang ia menoleh kekiri dan kekanan, sambil ngobrol, tanpa melihat bambu tipis yang lebarnya sekira 5 cm itu tersusun rapi. Menutupi semua celah. Anak itu terus menganyam bambu menjadi peralatan dapur hanya dalam waktu 6 jam saat meraih juara I Seni Kriya Anyaman tingkat Jawa Barat tahun 2012.
Padahal pesaingnya dari kabupaten kota lain, harus menyelesaikan anyaman serupa selama dua hari.
Dia adalah Wina Yuniar, siswi kelas V SDN Sindangherang 3 Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Berkat ketekunan dan kelihaiannya, kini putri ketiga dari pasangan Suherman dan Ida itu dipercaya untuk mewakili Jawa Barat pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang akan diselenggarakan di Nusa Tenggara Barat Juni mendatang.
Harapan Wina sekarang tentu saja menjadi juara nasional Seni Kriya Anyaman. Makanya dia terus berlatih dibawah bimbingan guru dan orang tuanya, karena yang dihadapi nanti merupakan perwakilan siswa terbaik dari seluruh provinsi. “Mudah-mudahan nanti saya juara,” ujarnya singkat.Wina mengaku sudah mulai belajar menganyam sejak kelas II SD karena orang tuanya selalu menganyam peralatan rumah tangga dari bambu saat mengisi waktu senggang sepulang dari kebun atau sawah. Wina kini bisa menganyam boboko (bakul beras), hihid (kipas nasi), sireung (tempat nasi), aseupan, pot bunga dengan beberapa motif anyaman dengan cepat.
“Sebetulnya hampir semua siswa disini bisa menganyam. Namun Wina termasuk siswi yang paling cekatan, cepat dan rapi dalam menganyam, dia juga duduk di kelas V sesuai syarat mengikuti lomba tingkat Nasional,” ujar Kepsek SDN Sindangherang 3 R. Uus Musa, Ama.Pd didampingi Guru Pembimbing Senikriya Elan gunawan S.Pdi.
Prestasi Wina tidak hanya menjadi kebanggaan guru dan siswa SDN Sindangherang 3 yang sudah lama menerapkan Mulok (Muatan Lokal) Seni Kriya Anyaman, tapi kebanggaan penduduk Dusun Tenjolaya Desa Sindangherang Kecamatan Panumbangan tempat tinggal Wina. Di kampung halamannya hampir semua penduduknya bisa menganyam. Bahkan menjual barang anyaman, bagi sebagian warga menjadi penghasilan utama.
“Menganyam merupakan kebiasaan turun temurun dari leluhur Dusun Tenjolaya sejak dulu hingga sekarang. Saat ini dari 115 jiwa penduduk Tenjolaya, sekitar 700 jiwa mengandalkan penghasilannya dari menganyam,” ujar Ketua Kemite SDN Sindangherang 3 Nanang Mulyana.
Oleh karena itu, kata Nanang, dengan berhasil meraih prestasi tingkat Jabar mudah-mudahan bisa mengharumkan nama Tenjolaya sebagai sentra anyaman bambu, Kecamatan Panumbangan dan warga Tatar Galuh Ciamis. Ia berharap dukungan dari semua pihak, khususnya Pemkab Ciamis agar Wina bisa meraih prestasi di Tingkat nasional
“Meski sudah menjadi milik Jabar, namun dukungan dari Pemkab Ciamis sangat kita harapkan. Kepada Pak Bupati mohon bantu Wina berangkat ke Nusa Tenggara Barat, karena dia masih kecil, kalau harus berangkat hanya dibimbing guru. Ia masih membutuhkan bimbingan baik dari orang tua maupun dari pihak sekolah,” ujar Nanang. 
sumber : KP

2 comments:

  1. Salam ya buat kepsek sindangherang3

    ReplyDelete
  2. terima kasi banyak sebelumnya ya min ^^. artikel ini sangat berperan banyak pada hidup saya karena ini benar benar berguna, struktur dan tulisannya sangat rapi dan sangat mudah dimengerti, saya semakin paham juga atas ini semua. teruslah berkarya untuk anak bangsa , sukses selalu dan sehat selalu ^^
    bandarq terpercaya
    terima kasih dan salam hormat terdalam saya ya min

    ReplyDelete