Tuesday, June 19, 2012

Pengurangan Resiko Bencana Alam Di Sekolah

Geografis Negara Indonesia terletak pada dua rangkaian pegunungan muda yaitu rangkaian Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik, serta terletak diantara lempeng tektonik Australia, Eurasia, dan Pasifik yang mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah rawan gempa dan bencana alam. Bencana alam yang sering terjadi adalah banjir, meletusnya gunung berapi, gempa bumi, dan lain sebagainya. Kerusakan dan kehiloangan sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan dan penghidupan manusia adalah efek yang ditimbulkan dari terjadinya bencana alam ini. Dampak ini berpengaruh langsung kepada seluruh sarana dan prasarana yang di berbagai sektor kehidupan sosial. Salah satu sektor penting yaitu sektor pendidikan. Seharusnya dampak tersebut dapat diminimalisir dengan pendidikan penanganan bencana alam yang diterapkan kepada siswa di sekolah.
Dengan adannya program penguranigan resiko bencana alam ini diharapkan siswa khususnya yang berada di daerah rawan bencana alam dapat mempersiapkan diri atau bereaksi dengan cepat dan tepat apabila bencana alam datang. Para peneliti di jepang telah melakukan banyak pelatihan khusus penanganan bencana alam bagi penyelenggara pendidikan maupun bagi para stakeholder di negara-negara yang sering terjadi bencana alam termasuk indonesia. Hal ini mereka lakukan karena Jepang adalah negara yang sering dilanda bencana alam khususnya gempa bumi. adapun program yang dilakukan antara lain :
  1. Program Peringatan Dini (Early Warning) yaitu dengan memasang alat pendeteksi bencana alam seperti alarm yang dipasang di sekolah. Alat ini berfungsi untuk memberikan peringatan kepada siswa dan guru di sekolah tentang adanya bencana yang datang. Para siswa diinformasikan tentang adanya alat ini dan bagaimana mereka harus bertindak.
  2. Program Latihan Evakuasi (Evacuation Drill) yaitu latihan evakuasi untuk menghindari akibat dari bencana alam yang lebih buruk, contohnya bencana stunami, para siswa dan guru dievakuasi ke lantai paling atas dari sekolah dengan dikoordinir kepala sekolah dan masing-masing ketua kelas. Contoh lain Gempa Bumi, guru yang sedang mengajar di kelas harus membawa siswa keluar kelas atau memerintahkan untuk bersembunyi di bawah meja mereka masing-masing.
  3. Program Sekolah sebagai tempat berlindung (School as Shelter) yaitu sekolah dijadikan tempat evakuasi sementara bagi siswa, guru dan masyarakat sekitar yang tempat tinggalnya terkena dampak bencana.
  4. Kegiatan Ekstrakurikuler mengenai bencana alam dan dampaknya bagi sekolah dan sekitarnya (Club Aktivities) sekolah membentuk klub siswa mengenai bencana alam. klub ini dimaksudkan untuk menjadi penggerak di sekolah mengenai pendidikan bencana alam yang harus diketahui oleh semua warga sekolah.
  5. Workshop untuk guru-guru mengenai manajemen penanganan bencana alam baik penyebab maupun akibat yang ditimbulkannya. diharapkan dapat diterapkan disekolah-sekolah.

No comments:

Post a Comment