Saturday, June 2, 2012

PNS Di Tasikmalaya Positif HIV

Tiga Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya positif mengidap Human Immunodeficieny Virus (HIV), virus yang menyerang kekebalan tubuh. Penemuan kasus ini terjadi sekitar tahun 2009 dan keduanya berjenis kelamin laki-laki. Mereka mengidap virus tersebut karena pernah mengonsumsi narkoba.
Data dari Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Tasikmalaya, kasus prevalensi HIV/AIDS dari tahun 2003-2012 mencapai 216 (data lengkap lihat tabel). Hingga pertengahan tahun 2012 ini saja, tak kurang ditemukan 4 kasus baru.
Demikian diungkapkan Pengelola Program KPAD Kota Tasikmalaya, Isep Suhendar dalam Rapat Koordinasi Program HIV dan AIDS di Ruang Pertemuan Wakil Wali Kota Tasikmalaya Bale Kota, Kamis (31/5).
"Pada dasarnya rata-rata penderita berasal dari kalangan buruh. Mengenai ditemukannya dua PNS tersebut, sesuai dengan etika kedokteran, identitasnya dirahasiakan untuk menghindari stigma negatif. Begitu pula dengan penderita lainnya," kata Isep ketika ditemui usai rapat, Kamis (31/5).
Selain dua PNS tersebut, kasus HIV di kalangan ibu rumah tangga pun ditemukan. Hingga Maret 2012 ini, tak kurang 16 kasus dan melahirkan 4 anak. "Terlihat ada pergeseran kelompok yang terkena. Dahulu, penderita didominasi dari pemakai narkoba suntik dan penularan melalui hubungan seksual. Saat ini, tren kasus yang menimpa kaum perempuan, khususnya ibu rumah tangga justru mulai mencuat," katanya.
Mulai bergesernya tren kasus tersebut, jelas dia, dikarenakan ketidakterbukaan suami terhadap istrinya. Terlebih ke 14 penderita itu tidak pernah menggunakan narkoba ataupun melakukan hubungan diluar pernikahan.
"Ada kecenderungan suaminya bekerja jauh di luar kota dan melakukan hubungan dengan perempuan lain yang terpapar HIV. Ketika datang kerumah menularkan kepada istrinya," katanya.
Dari data KPAD, sumber penularan utama di Kota Tasikmalaya berada pada kelompok wanita pekerja seks, pelanggan, pemakai narkoba suntik. Bahkan riset yang dilakukan Kementerian Kesehatan tahun 2009, jumlah estimasi kelompok berisiko mencapai 20.489.
"Sebenarnya penularan kepada ibu rumah tangga tidak pernah diprediksi sebelumnya. Ini pertanda HIV bisa menyerang siapa saja. Tidak melihat status sosial, ataupun kelompok yang berisiko. Oleh karena itu kita harus waspada," katanya menambahkan.
Menurut Sekretaris Harian KPA Jawa Barat Arry Lesmana Putra, kasus yang menimpa PNS ini juga terjadi di kabupaten atau kota lainya. Bahkan di tingkat Jawa Barat sendiri jumlahnya 200-an.
"Untuk Kota Tasik sendiri sudah cukup baik karena sudah memiliki payung hukumnya berbentuk Perda. Fasilitas untuk pencegahan pemakai narkoba suntik saja sudah ada 6 puskesmas yang disiapkan. Begitu pula untuk pencegahan melalui hubungan seksual ada 4 puskesmas," katanya.
Identitas Kota Tasikmalaya sebagai kota santri pun, kata dia, jika tidak ada upaya pencegahan realita tingginya angka kasus HIV akan terus meningkat. Oleh karena itu, penjangkauan terhadap kelompok berisiko maupun pencegahan melalui berbagai sosialisasi harus terus digelorakan.
"Itu realita yang ada. Semua pihak harus peduli agar penyebaran HIV tidak semakin bertambah. Apalagi banyak kelompok yang tidak berisiko telah terkena," katanya. (Inu)***
sumber : KP

No comments:

Post a Comment